Liputan6.com, Banyumas - Kabupaten Banyumas dikenal sebagai salah satu rumah burung langka di Indonesia, terutama Pulau Jawa. Hutan lindung Gunung Slamet membuat beragam burung langka bisa berkembang biak dengan baik.
Namun, di hutan lindung sekali pun, burung langka tak lepas dari ancaman. Ancaman terbesarnya terutama adalah manusia. Perburan dan perdagangan illegal membuat beberapa burung berstatus terancam punah (endangered).
Ancaman terhadap keberagaman hayati itu memicu lahirnya kelompok dan komunitas pelestarian alam. Misalnya, Komunitas Biodiversity. Di luar itu, ada pula kelompok pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum yang peduli dengan pelestarian alam.
Itu lah beberapa alasan kenapa Pertemuan Pengamat Burung Indonesia atau PPBI ke-9 digelar di Banyumas, Jawa Tengah, antara Jumat-Minggu, 1-3 November 2019. Para pengamat akan mengikuti seminar, worskhop dan pengamatan burung langka.
Sekretaris Panitia Pelaksana PPBI IX, Enggar Lestari mengatakan PPBI merupakan salah satu kegiatan tahunan para pengamat burung di Indonesia untuk menyatukan pemikiran dan berbagi informasi untuk kemajuan gerakan konservasi di Indonesia, khususnya konservasi burung di habitat alamnya.
Seminar bakal digelar di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Adapun workshop dan kunjungan lapangan akan digelar di MTs Pakis, sekolah alam di lereng Gunung Slamet, Cilongok, Banyumas.
"Itu yang acara tersendiri di MTs Pakis. Ada yang hari kedua dan ketiga ada kunjungan lapangan untuk pengamatan burung langka," dia menjelaskan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Menjaga Burung Endemik Indonesia
Indonesia memiliki keragaman hayati yang sangat tinggi. Ribuan spesies burung tercatat di Indonesia. Bahkan, sebanyak 513 di antaranya merupakan burung endemik yang hanya ditemukan di Indonesia.
Namun, burung terancam perburuan dan perdagangan ilegal yang membuat laju kepunahan hewan endemik sangat tinggi. Sebab itu, perlu upaya bersama untuk menghambat laju kepunahan. Salah satunya dengan membuat wadah untuk saling bertukar pengalaman dan menyatukan visi untuk pelestarian burung.
Dan Banyums, dengan keragaman hayatinya dinilai cocok untuk mencanangkan gerakan pelestarian dan penyelamatan burung langka. Sebab, lereng Gunung Slamet sendiri adalah rumah bagi sejumlah burung langka yang hanya ada di Indonesia.
"Ya, karena kenapa kita memilih Banyumas, karena di sini kan keanekaragaman hayatinya sangat besar. Terutama dari jenis burungnya ya. Walau pun jenis mamalia dan ikannya juga besar, tapi kali ini kita (concern) di burung," jelasnya.
Indonesia memiliki keragaman jenis burung yang mengagumkan. Sebanyak 1.771 spesies burung tercatat terdapat di Indonesia. Dari jumlah spesies tersebut, 513 spesies merupakan burung endemik yang hanya dapat ditemui di Indonesia saja.
Daftar spesies ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan tingkat endemisitas tertinggi di dunia untuk spesies burung.
Sayangnya, perburuan dan perdagangan ilegal serta hilangnya habitat membuat laju kepunahan burung di Indonesia juga sangat tinggi, hingga menempatkan Indonesia pada posisi tertinggi laju kepunahan.
Kepunahan akibat perburuan dan perdagangan ilegal ini mengakibatkan kerugian negara baik finansial maupun ekologis. Setidaknya, kerugian negara akibat perdagangan satwa liar ilegal sebesar Rp13 triliun per tahun.
"burung" - Google Berita
November 02, 2019 at 12:00AM
https://ift.tt/2PEU68W
Melindungi Burung Langka dari Lereng Gunung Slamet - Liputan6.com
"burung" - Google Berita
https://ift.tt/30iE0IL
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Melindungi Burung Langka dari Lereng Gunung Slamet - Liputan6.com"
Post a Comment