TEMPO.CO, Bandung - Survei organisasi Burung Indonesia bersama Manchester Metropolitan University dengan dukungan berbagai pemangku kepentingan di tingkat lokal, serta Perhutani di Gunung Patuha, Jawa Barat, masih menemukan sejumlah hewan endemis.
Survei tersebut mendata 112 spesies burung, yang sepertiganya termasuk endemis Pulau Jawa. Salah satunya Elang Jawa dan Celepuk Jawa.
“Diperlukan upaya komprehensif dalam mempertahankan keutuhan hutan yang tersisa demi menghindari spesies-spesies satwa endemis dari kepunahan,” kata Research & Communication Officer Burung Indonesia, Achmad Ridha Junaid, dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Kamis, 14 November 2019.
Survei tersebut tidak hanya mendapati burung endemis. Sejumlah spesies hewan endemis lainnya juga ditemukan, di antaranya beragam spesies herpetofauna dan mamalia. Sedikitnya ada tujuh spesies katak terdata tergolong endemis Pulau Jawa di antaranya Philautus aurifasciatus dan Microhyla achatina.
Sejumlah mamalia langka juga ditemukan di Gunung Patuha, di antaranya Kijang Muntjak, Musang Luwak, Bajing Tanah, termasuk primata seperti Lutung Jawa dan Surili. Survei juga menemukan indikasi Macan Tutul Jawa lewat penemuan jejak kakinya.
Kendati demikian, sejumlah burung langka endemis Jawa yang nyaris punah tidak ditemukan, di antaranya Jalak-Suren Jawa dan Ekek-Geling Jawa, yang biasanya gampang ditemui di kawasan pegunungan di Pulau Jawa.
Jalak-Suren Jawa dan Ekek-Geling Jawa saat ini tergolong spesies terancam punah dengan status Kritis atau Critically Endangered (CR) berdasarkan Daftar Merah Spesies Badan Konservasi Dunia (IUCN Red List). Status tersebut menunjukkan populasinya yang telah berkurang drastis dan membutuhkan upaya konservasi untuk mencegah kepunahan.
Ridha mengatakan, deforestasi menjadi penyebab berkurangnya habitat alami, dan eksploitasi oleh manusia menyebabkan banyak satwa terancam punah. “Dalam kurun waktu 25 tahun terakhir, hutan pegunungan di Jawa bagian barat telah hilang sebesar 40 persen dari luasan aslinya,” kata dia.
Perhutani menanggapi hasil survei tersebut. “Adanya kegiatan yang dilakukan oleh Burung Indonesia, pihak Perhutani sangat mendukung dan berterima kasih karena adanya informasi update yang diperoleh dalam pengelolaan hutan lindung dan menjadi dasar untuk menetapkan langkah yang tepat untuk pengelolaan ke depan,” kata Administratur Perum Perhutani KPH Bandung Selatan, Tedy Sumarto.
Tedy mengatakan Perhutani telah mengupayakan berbagai langkah untuk menjaga kawasan lindung di Gunung Patuha. “Pihak Perhutani selama ini telah melakukan berbagai langkah preemptif, preventif, maupun represif untuk menjaga kawasan lindung di Gunung Patuha. Selain itu, upaya pengelolaan kolaboratif dengan masyarakat juga terus digiatkan,” kata dia.
Burung Indonesia mencatat Pulau Jawa memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan khas untuk kawasan Asia. Spesies burung di Pulau Jawa jumlahnya mencapai 503 spesies, baik yang menetap maupun migran. Dari jumlah itu 55 spesies burung tergolong spesies endemis.
Herpetofauna Pulau Jawa juga beragam, dengan terdapatnya 173 jenis spesies amfibi dan reptil. Dari jumlah itu enam spesies reptil dan 11 spesies amfibi tergolong endemis. Pulau Jawa juga menjadi rumah bagi 137 spesies mamalia, namun 22 di antaranya spesies endemis.
AHMAD FIKRI
"burung" - Google Berita
November 15, 2019 at 12:01AM
https://ift.tt/32LEfbH
Survei Burung Indonesia: Masih Ada Elang Jawa di Gunung Patuha - Tempo
"burung" - Google Berita
https://ift.tt/30iE0IL
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Survei Burung Indonesia: Masih Ada Elang Jawa di Gunung Patuha - Tempo"
Post a Comment