NEW DELHI, KOMPAS.com - India menghadapi persoalan menipisnya stok kebutuhan pokok, ketika aturan lockdown diberlakukan selama 21 hari, di negara berpenduduk 1,3 miliar jiwa itu.
Dilansir dari pemberitaan AFP, rak-rak kebutuhan pokok banyak yang kosong karena kehabisan, di kota-kota besar seperti New Delhi dan Mumbai.
"Semakin sulit mendapatkan barang (pokok)," kata seorang penjual sayur di Mumbai bernama Rafiq Ansari (35) dikutip dari AFP.
"Kita akan menghadapi kekurangan (dalam jumlah) besar di hari-hari mendatang, dan di saat bersamaan harga juga naik. Harga tomat (sekarang) naik lebih dari dua kali lipat," tambahnya.
Baca juga: Cara Polisi India Tertibkan Warga yang Langgar Aturan Lockdown
Di New Delhi, beberapa bus masih beroperasi tapi hanya mengizinkan pemegang izin pemerintah untuk naik.
Sementara itu polisi dan paramiliter menghentikan kendaraan pribadi yang melintas.
Di Ghaziabad, luar Delhi, banyak orang merasa tidak nyaman dengan kebijakan baru ini, dan mengeluhkan aturan lockdown tidak jelas penerapannya.
Beberapa mengatakan mereka telah dihambat polisi ketika pergi membeli obat.
Baca juga: India Lockdown, Stok Mahindra di Indonesia Diklaim Aman
Dalam aturan lockdown ini, Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan para pelanggar aturan akan diganjar hukuman penjara atau denda dengan jumlah tertentu.
Panic buying sempat terjadi di Negeri "Bollywood" beberapa jam setelah lockdown diumumkan Modi di televisi, untuk menekan penyebaran wabah virus corona atau penyakit Covid-19
PM ke-14 di India itu lalu coba menenangkan situasi, dengan mengatakan stok kebutuhan pokok masih mencukupi.
" Kebutuhan pokok, obat-obatan, dan lain-lain masih tersedia. Pemerintah pusat dan negara bagian akan berkoordinasi untuk memastikan hal ini," kata Modi.
Baca juga: India Lockdown, Suzuki Klaim Stok Ignis, Baleno dan SX-4 Aman
Akan tetapi pada Rabu (25/3/2020) atau sehari berselang setelah pengumuman, seorang pemilik toko mengeluhkan pemasok yang dilarang memasuki kota, dan khawatir kehabisan stok jika tetap membuka toko.
"Saya mendapat kiriman susu, telur, dan roti. Katakanlah rata-rata saya mendapat 100 paket roti, (tapi) hari ini saya hanya punya 20," kata seorang penjaga toko di Delhi bernama Pradeep.
"Saya menjualnya ke setiap orang yang datang. Saya tidak yakin berapa lama persediaan yang ada akan bertahan," ungkapnya.
Baca juga: India Lockdown, KTM Indonesia Ikut Kena Imbas
Sementara itu petugas kebersihan bernama Ajay mengatakan dia dan rekan-rekannya diminta tetap bekerja setiap hari.
"Tapi ada kekurangan staf. Kami tinggal berdekatan dan punya kendaraan sendiri, tetapi mereka yang tinggal di negara bagian lain tidak bisa datang. Transportasi terbatas," kata Ajay pada AFP.
Ajay juga mengkhawatirkan dirinya bisa ikut terjangkit virus corona.
"Ada banyak orang seperti saya. Bukankah kita juga bisa terkena virus? kami tidak punya alat pelindung," keluh Ajay.
Baca juga: Perangi Virus Corona, India Lockdown Total Selama 21 Hari
Sky News menberitakan, lockdown India bisa memberi dampak buruk ke warga miskin, pekerja dengan upah harian, dan golongan ekonomi lemah.
Dengan adanya lockdown, mereka kini tidak tahu harus mencari rezeki ke mana. Pemerintah pusat India pun dikritik karena kurang baik merancang situasi di golongan masyarakat tersebut.
Beberapa pemerintah di negara bagian kemudian berinisiatif memberi makanan gratis dan tempat tinggan untuk tunawisma.
Pemerintah Bengala Barat misalnya, yang mengatakan akan menyediakan sejumlah makanan gratis bagi 75 juta penduduknya selama 6 bulan ke depan.
Begitu pun dengan pemerintah Delhi yang menjanjikan makanan gratis untuk semua orang di shelter.
Baca juga: CEO OYO Tawari Pemerintah India Hotel sebagai Pusat Karantina Covid-19
Kicau burung gantikan suara klakson
Dari area restoran yang biasanya ramai di Mumbai hingga ke barat menuju kota Ahmedabad, jalan-jalan yang biasanya dipenuhi polusi asap kendaraan kini sepi.
Kicau burung dapat terdengar di banyak lingkungan, menggantikan klakson bus dan bunyi mesin becak motor, yang biasanya memadati jalanan itu.
Bahkan di luar kota, wartawan AFP mengabarkan warga di beberapa daerah pedesaan mendirikan barikade pagar bambu, untuk mencegah siapa pun datang dan pergi.
Baca juga: Mengenal Ayurveda, Pengobatan Tradisional Tertua dari India
Namun di tengah kecemasan dan keluhan terkait aturan lockdown ini, masih ada dukungan yang diberikan untuk keputusan Modi.
" Lockdown adalah satu-satunya cara penyebaran penyakit bisa diperiksa," ujar Dhirendra Kumar, seorang pensiunan pengacara di utara kota Lucknow.
"Kita sebaiknya mendukung lockdown ini," imbuhnya.
Baca juga: Mengapa Isolasi dan Karantina Penting untuk Cegah Penyebaran Corona?
"burung" - Google Berita
March 26, 2020 at 12:00PM
https://ift.tt/2y4YxTH
Wajah India dalam Lockdown: Kebutuhan Pokok Langka, Polusi Berkurang, Burung Berkicau - Kompas.com - KOMPAS.com
"burung" - Google Berita
https://ift.tt/30iE0IL
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Wajah India dalam Lockdown: Kebutuhan Pokok Langka, Polusi Berkurang, Burung Berkicau - Kompas.com - KOMPAS.com"
Post a Comment