Klungkung, IDN Times - Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung serius mengembangkan pertanian ramah lingkungan. Upaya ini selain bertujuan untuk menyelamatkan lingkungan juga mendorong aspek keberlanjutan sistem produksi. Satu cara di antaranya dengan bantuan burung hantu sebagai pengusir hama tikus.
1. Empat subak di Klungkung dapat bantuan sepasang burung hantu
Kadis Pertanian Kabupaten Klungkung, Ida Bagus Juanida, dikonfirmasi Senin (9/12), menyampaikan setelah pencanangan Subak Dawan sebagai pilot project pengembangan pertanian ramah lingkungan, upaya-upaya menuju ke arah itu terus digenjot oleh Pemkab. Satu di antara upayanya adalah dalam hal penanganan hama tanaman. Dinas Pertanian memberikan petani bantuan berupa burung hantu sebagai hewan predator untuk mengusir hama tikus.
Tahun ini, Juanida menyerahkan dua pasang ekor burung hantu. Satu pasang untuk Subak Dawan. Sedangkan satu pasang lagi masih menunggu hasil verifikasi tiga subak, yaitu Subak Aan Dangin Desa, Suba Telaga dan Subak Selisihan yang mana layak menerima bantuan itu.
“Kami harapkan populasi burung itu bisa berkembang sehingga nantinya bisa diarahkan ke subak lain,” tandas Juanida seraya menyampaikan dalam rangka menuju pertanian ramah lingkungan segala sesuatunya harus diadakan secara bertahap.
2. Bantuan berupa bunga gumitir juga diberikan sebagai penanganan hama wereng
Penanganan hama selain menggunakan burung hantu, Juanida juga sudah mengembangkan pemanfaatan refugia, yakni penanganan hama wereng menggunakan tanaman hias seperti bunga gumitir dan sejenisnya. Petani dibantu pengadaan bibit gumitir untuk dijadikan tanaman refugia pada area seluas 50 hektar.
Refugia berada di kawasan dengan vegetasi di dalam atau sekitar lahan pertanian, yang berfungsi sebagai sumber kehidupan musuh alami. Tanaman refugia menyediakan tempat perlindungan, sumber pakan atau sumberdaya yang lain bagi musuh alami seperti predator dan parasitoid.
Teknik refugia dinilai ekonomis dan ramah lingkungan. Karena teknik ini tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang justru merugikan kesehatan. Upaya lainnya adalah dengan memberikan subsidi pupuk organik kepada petani.
“Dengan bantuan dari Provinsi diharapkan mampu mendorong petani dalam menghasilkan produksi pupuk organik dari Simantri,” tandas Juanida.
3. Meski sudah melakukan upaya tersebut, tapi perubahan tidak bisa terjadi secara tiba-tiba
Meski sudah mengupayakan langkah-langkah menuju pertanian ramah lingkungan, namun Juanida mengakui tidak bisa melakukan perubahan secara tiba-tiba.
“Dari sisi petani tidak bisa mengubah secara ekstrem. Masih ada gunakan pestisida nabati berbahan rempah-rempah. Pestisida kimia sebagian masih digunakan. Penggantian dari kimia ke organik perlu waktu karena belum bisa secara tiba-tiba menghasilkan kualitas yang organik maupun aktivitas organik. Tanah misalnya kalau diganti semua dengan pupuk organik, komposisi tanah belum semuanya memenuhi syarat sempurna. Perlu bertahap. Kalau ekstrem bisa saja, tapi bisa jadi terjadi penurunan produksi,” demikian Juanida.
"burung" - Google Berita
December 09, 2019 at 11:07AM
https://ift.tt/354pQJH
Petani Subak di Klungkung Dapat Bantuan Burung Hantu - IDN Times Bali
"burung" - Google Berita
https://ift.tt/30iE0IL
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Petani Subak di Klungkung Dapat Bantuan Burung Hantu - IDN Times Bali"
Post a Comment